Powered by IRMA RAHMALIA,Spsi

Headline

Email: Klik-dahsyat@yahoo.com
Phone: +62813602727xx

Motivasi Dahsyat

hOt MUSIC

Kamis, 18 Maret 2010

SPBU

Bisnis Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU) merupakan salah satu peluang usaha yang cukup menjanjikan, dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor, kepastian laba yang jelas, menjadikan bisnis SPBU di masa yang akan datang masih prospektif.

Sejak UU No. 22/2001 tentang Migas diberlakukan, peta bisnis industri hilir migas mulai berubah. Terhitung 1 Januari 2006, industri hilir migas yang sebelumnya dimonopoli oleh Pertamina, kini terbuka untuk investor swasta baik nasional maupun asing. Industri hilir migas meliputi pengolahan, pengangkutan dan penyimpanan migas hingga tingkat eceran (lihat Gambar 1: Ruang Lingkup Bisnis Minyak). Dengan terbukanya peluang bisnis tersebut telah mendorong minat investor lokal dan asing. Hingga kini sedikitnya terdapat 179 perusahaan yang mengajukan permohonan untuk memasuki bisnis tersebut. Dari jumlah itu, sebanyak 62 perusahaan diantaranya telah memperoleh izin sementara dan 28 perusahaan memperoleh izin tetap.
Femomena yang paling menarik mungkin liberalisasi pada tíngkat eceran. Hal ini ditandai dengan dibukanya beberapa SPBU oleh investor asing, Shell misalnya telah mengoperasikan SPBU di Karawaci, Tangerang serta di Pancoran dan Warung Buncit, Jakarta. Kemudian Petronas juga telah mengoperasikan SPBU di Cibubur, Jakarta. Namun untuk sementara SPBU milik asing hanya menjual BBM non-subsidi seperti Pertamax dan Pertamax Plus. Sedangkan untuk BBM jenis lainnya seperti premium dan solar, karena harganya masih rendah, masih belum menarik bagi investor asing. Sedikitnya sudah ada delapan investor yang bersaing untuk memasuki tingkat eceran melalui pembangunan SPBU, seperti Shell (Belanda), Gulf Oil (AS), Total (Perancis) Beyond Petroleum, Chevron dan Petronas (Malaysia) dengan total investasi senilai US$ 350 juta.
Masuknya perusahaan migas asing telah mendorong Pertamina untuk melakukan pembenahan melalui penambahan SPBU baru melalui inovasi kerja sama dengan investor. Sebagai gambaran, pada tahun 2007 Pertamina akan membangun 1.000 SPBU dengan total investasi senilai US$ 22juta. Dari total 1.000 SPBU yang dibangun, sebanyak 40 unit diantaranya merupakan milik Pertamina dan selebihnya yang sebanyak 960 unit akan dibangun melalui kerja sama operasi dengan investor. Sementara pada tahun 2006 telah dibangun sekitar 700 unit SPBU melalui sistem kerja sama. Hingga kini, SPBU berlogo Pertamina sendiri mencapai 3.000 unit yang tersebar di wilayah Indonesia. Dengan penambahan SPBU baru, Pertamina akan menguasai pangsa pasar distribusi BBM sebesar 85%.
Minat investor di bisnis SPBU melalui sistem kerja sama operasi sangat pesat. Pada tahun 2006 misalnya, terdapat sekitar 2.428 investor dan masih sekitar 415 investor yang masih dalam tahap evaluasi. Investasi pembangunan sebuah SPBU dengan 8 buah dispenser mencapai sekitar Rp 3 miliar - Rp 5 miliar dengan masa pembangunan selama 4-6 bulan, tergantung lokasinya. Total project cost untuk SPBU di Jakarta bahkan bisa mencapai lebih dari Rp.20 miliar karena mahalnya harga tanah.

Comments :

0 komentar to “SPBU”

Posting Komentar

RECENT POST

 

Copyright © 2009 by KLIK DAHSYAT Powered By IRMA RAHMALIA,SpsiBlogger Design by ET